Senin, 25 Oktober 2010

jogja

Relawan yang tergabung dalam Komunitas Lereng Merapi (KLM) terus memonitor aktivitas gunung dari pos-pos terdepan yang masih mereka jaga. Sampai Senin (25/10/2010) siang, beberapa kali terdengar dentuman-dentuman sporadis dari arah puncak.

Meski kawasan puncak Merapi tertutup awan tebal, diperkirakan suara-suara riuh itu berasal dari guguran lava yang runtuh dari wilayah puncak akibat aktivitas vulkanik. Menurut Capung, penggiat KLM, aktivitas Merapi kali ini sangat berbeda ketimbang peristiwa tahun 2006.

"Perkembangannya sangat radikal. Ini membuat persiapan kita membangun pos-pos pantau yang baru terkendala. Perhatian terpecah. Kini sebagian warga terkonsentrasi membantu persiapan di barak-barak pengungsian dan kemungkinan evakuasi segera," kata Capung siang ini dihubungi dari Kaliurang.

Namun demikian KLM tetap menempatkan relawan-relawan pilihan yang terseleksi alam untuk bertahan di titik-titik terdepan yang memungkinkan pengamatan visual setiap saat. Informasinya di-update via saluran komunikasi radio yang dibangun KLM.

"Kiita terus sharing informasi dengan titik-titik pantauan di lereng barat maupun utara di Selo, Boyolali," katanya. Sejauh ini berdasarkan pengamatan relawan KLM, aktivitas Merapi terpantau landai, dan pengamatan visual dari arah selatan sulit karena puncak gunung tertutup awan tebal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar